Pamitnya Kedamaian Akibat Kisruh Elit Politik

Indonesia adalah negara yang besar dengan sistem pemerintahan demokrasi Pancasila. Yang menjalankan pemerintahan berdasarkan nilai-nilai yang terkadung dalam setiap butir sila Pancasila. Demokrasi adalah sistem yang dianut oleh Indonesia, aturan tata cara pelaksananya sudah diatur dalam konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 atau aturan di bawahnya.

Apa sih peran elit politik? nah, elit politik seharusnya berperan sebagai pengontrol, mengawasi, memberi masukan, mengkritik jalannya pemerintahan supaya lebih baik lagi. Itu sebenarnya yang harus dilakukan oleh elit politik dan bukannya saling menjatuhkan antar individu atau keompok. Masih penting kah elit politik? Iya sangat penting, untuk menjalankan roda pemerintahan dan menggiring dunia perpolitikan kea rah yang lebih baik lagi.

Pada dasarnya para elit politik mengerti akan peran mereka akan tetapi banyak dari elit politik menyimpang dari batas-batas mereka. Tindakan dan perilaku mereka tidak mencerminkan bahwa mereka adalah elit politik yang seharusnya diteladani berpolitik oleh masyarakat.

Selama pesta demokrasi para elit politik menggunakan segala macam cara untuk menggiring opini masyarakat melalui media sosial dan sejenisnya. Mereka tidak mempertimbangakan moral dan baik buruknya untuk masyarakat. Contoh kecil dari kelicikan elit politik adalah mereka penebar hoax yang semakin luas dan dianggap suatu kebenaran oleh masyarakat dengan seperti itu mereka menjadap dukungan, simpatik, politik identitas, money poliik. Hoax adalah cara paling ampuh untuk menggiring opini publik karena penyebaran yang sangat cepat dan peredaran hoax sangat luas. Hal –hal tersebut menyebabkan keretakan, perselisihan, dan hilangnya kedamainan di Indonesia.

Faktor utama dengan kata pamitnya kedamaian di Indonesia disebabkan oleh elit politik yang apalagi saat dan sesudah pilpres banyak terjadi perpecahan karena beda kubu pemilih. Ini dipicu karena elit politik yang tidak berhasil memberi teladan dan sportifitas yang baik dalam berpolitik.

Kita masyarakat Indonesia harus menjadi masyarakat yang cerdas dalam memilah berita agar terhindar dari provokasi. Sebagai rakyat hanya boleh menjadi demos dan voters. Menjadi voters ketika kita ada didalam balik bilik suara dan menjadi demos setelah dari bilik suara. Dengan begitu Indonesia akan menjadi negara yang kuat, karena masyarakat mendukung sepenuhnya siapapun yang menjadi pemimpin mereka. Itu salah satu hal yang bisa masyarakat lakukan dalam tahun politik yang kursial ini.

Febiola Candra Pertiwi
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UNY

Baca juga:
Pemilu dan Konflik
Menyelesaikan Konflik Secara Damai
Ciptakan Kedamaian dengan Budaya Toleransi

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI