Kenali Manfaat Kurma (Phoenix Dactylifera) untuk Mengatasi Anemia

Kurma
Kurma (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Kurma adalah salah satu buah yang mengandung karbohidrat, triptofan, omega-3, vitamin C, vitamin B6, Ca2+, Zn, Mg, dan juga hormon oksitosin yang merangsang kontraksi otot-otot rahim, bila dikonsumsi setelah persalinan kurma dapat membantu mencegah perdarahan.

Tidak seperti kebanyakan buah lainnya, kurma mengandung karbohidrat dan zat besi yang cukup tinggi, yaitu 0,9mg/100gr kurma, tidak hanya buah kurma dimakan langsung tetapi kita juga bisa membuat olahan dari buah kurma menjadi sari kurma yang merupakan kurma yang dihaluskan dan diambil sarinya, berbentuk kental, cair, berwarna hitam dan terasa manis dan mengandung zat gizi yang sama seperti buah kurma.           

Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity).

Bacaan Lainnya
DONASI

Salah satu jenis anemia yaitu anemia defisiensi besi (ADB) yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoiesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.

Kurma yang dalam bahasa latin disebut Phoenix dactylifera adalah buah yang tumbuh khas di daerah gurun pasir. Buah ini telah lama dikenal dan merupakan salah satu buah yang paling penting di wilayah Arab, Afrika Utara, dan Timur Tengah.

Kurma mengandung Riboflavin, Niasin, Piridoksal, dan Folat dimana dalam 100 gram kurma memenuhi lebih dari 9% kebutuhan vitamin sehari. Kurma matang kaya akan kandungan kalsium dan besi. Kandungan besi yang ada di dalam buah kurma yaitu 1,02 mg.

Berbagai hasil penelitian seperti (Febriansyah, 2007), (Onuh, 2012) dan (Pravitasari, 2014) menunjukkan hasil yang nyata kenaikan serum Fe setelah pemberian kurma.

Menurut (Mc.Lean E, 2007) Lebih dari setengah penduduk dunia khususnya anak belum sekolah dan ibu hamil di beberapa negara mengalami anemia yang merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia.

Anemia menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, maka akan berakibat pada sulitnya berkonsentrasi, daya tahan fisik rendah sehingga mudah lelah, aktivitas fisik menurun, mudah sakit karena daya tahan tubuh rendah, yang menganggu aktivitas seperti sekolah dan berkerja.

Penyebab dari anemia antara lain, tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, tingkat pengetahuan tentang anemia dari remaja putri, konsumsi Fe, Vitamin C, dan lamanya menstruasi. Kandungan zat besi yang cukup tinggi yang dimiliki oleh buah kurma dapat mengurangi risiko dan mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.

Beberapa penyebab anemia lain yang diklasifikasikan menurut umur tampak pada Anemia defisiensi besi ditandai dengan menurunnya saturasi transferin, berkurangnya kadar feritin serum atau hemosiderin sumsum tulang.

Secara morfologis keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai penurunan kuantitatif pada sintesis hemoglobin. Wanita usia subur sering mengalami anemia, karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi sewaktu hamil

Menurut data WHO pada tahun 1993-2005 prevalensi anemia diperkirakan 9 persen di negara-negara maju, sedangkan di negara berkembang prevalensinya 43 persen.

Anak-anak dan wanita usia subur (WUS) adalah kelompok yang paling berisiko, dengan perkiraan prevalensi anemia pada balita sebesar 47 persen, pada wanita hamil sebesar 42 persen, dan pada wanita yang tidak hamil usia 15-49 tahun sebesar 30%.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun.

Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan masalah defisiensi nutrien tersering pada anak di seluruh dunia terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Angka anemia gizi besi di Indonesia sebanyak 72,3%.

Baca juga: Pemanfaatan Jambu Biji (Psidium guajava) Sebagai Alternatif Fitoterapi pada Keadaan Anemia

Menurut (Rakhmawan, 2013) Kurma dapat dikategorikan sebagai salah satu alternative pilihan dalam memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan asalkan mengkonsumsi secara rutin agar peningkatan hemoglobin yang diinginkan dapat terjadi secara baik.

Berdasarkan teori dapat dijelaskan bahwa asam folat yang terkandung dalam buah kurma dapat meningkatkan leukosit dan trombosit dalam batas normal (Rakhmawan, 2013).

Pemerintah Indonesia melakukan impor kurma dari berbagai negara di dunia untuk memenuhi permintaan kurma yang tinggi. Hal ini terjadi karena Indonesia tidak memproduksi kurma di dalam negeri, sehingga harus didatangkan dari luar negeri.

Sebagai negara yang agraris, Indonesia sebenarnya mampu untuk memproduksi kurma, sebagaimana yang dijelaskan oleh pakar buah dari Bogor yaitu Dr. Mohammad Reza Tirtawinata MS dalam infoagrobisnis.com, Indonesia sangat berpeluang untuk melakukan budidaya kurma tropis.

Hal ini disebabkan karena kondisi dari agroklimat di Indonesia sangat mirip dengan Thailand yang sudah terlebih dulu melakukan budidaya kurma.

Pada tahun 2015, Indonesia telah melakukan budidaya kurma di Aceh tepatnya di Desa Data Makmur Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar. Perkebunan kurma ini dinamai dengan Kebun Kurma Barbate. Kebun Kurma Barbate telah menanam pohon kurma dengan luas lahan sebanyak 3 hektar.

Tidak hanya itu, buah kurma memiliki beberapa manfaat yang dapat membantu dalam mengatasi anemia. Karena Buah kurma mengandung zat besi yang tinggi, yang penting untuk produksi sel darah merah. Zat besi dalam kurma dapat membantu meningkatkan jumlah hemoglobin dalam tubuh.

Selain itu, buah kurma juga mengandung vitamin C yang membantu dalam penyerapan zat besi oleh tubuh. Namun, penting untuk diingat bahwa buah kurma bukan satu-satunya solusi untuk mengatasi anemia.

Zat besi adalah mineral penting yang diperlukan tubuh untuk membentuk hemoglobin dalam sel darah merah. Hemoglobin sendiri berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yaitu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau hemoglobin yang cukup. Anemia dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, kelemahan, pusing, pucat, dan kesulitan berkonsentrasi.

Dengan mengonsumsi buah kurma yang kaya akan zat besi, kamu dapat membantu meningkatkan jumlah zat besi dalam tubuh dan mencegah atau mengatasi anemia.

Baca juga: Ini Manfaat Besar Biji Kurma, Jangan Buang Bijinya

Tidak hanya itu, potensi kurma di bidang kesehatan sudah sejak lama dikenal. Berbagai artikel mengungkapkan potensi buah kurma sebagai sumber antioksidan dan serat yang baik. Kandungan kalium di dalam kurma juga terbukti dapat meurunkan tekanan darah tinggi.

Kandungan berbagai mineral dan vitamin di dalam kurma dipercaya memiliki potensi sebagai anti kanker, antiinflamasi, analgesik, serta berperan dalam proteksi ginjal dan hepar. Dan kurma juga merupakan sumber antioksidan yang baik. Antioksidan diketahui memiliki peran penting dalam pencegahan kanker, diabetes, dan penyakit  kardiovaskular.

Kurma juga bermanfa’at untuk melindungi kesehatan kulit. Kurma mengandung Vitamin B6 dan protein yang dapat berfungsi mencegah dermatitis dan membuat warna kulit kelihatan lebih segar.

Salah satu contoh pemanfaatan kurma bagi kulit adalah body scrub dari buah kurma yang kemudian dicampur buah cranberries dan jus apricot yang berguna untuk membersihkan dan melindungi kelembutan dan menjaga kekenyalan kulit

 

Penulis: Vanessa Jafri Yenti
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI