Pengaruh Minat Konsumen Belanja Online selama Covid-19

belanja online
Gambar: Pixabay.com

Sudah hampir 12 pekan beberapa negara diserang oleh virus mematikan yaitu virus Covid-19 atau yang dikenal dengan sebutan corona. Covid-19 masuk Indonesia pada awal bulan Maret. Kemudian pemerintah mengambil langkah bijak untuk penanganan Covid-19 dengan menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang mana sesuai PP No 21 tahun 2020 bawasanya PSBB merupakan pembatasan kegiatan tertentu dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi covid-19. Hal ini berpengaruh dalam perekonomian masyarakat. Seperti turunnya penjualan offline dan meningkatnya minat konsumen pada penjualan online.

Dengan adanya pembatasan sosial, masyarakat cenderung memilih berbelanja kebutuhan pokok pada penjualan online, selain praktis, efektif dan juga efisien. Masyarakat juga dapat menghindari kontak langsung dengan penjual maupun konsumen lainya. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, masyarakat lebih mudah mencari kebutuhan apa yang dibutuhkan, harga dan toko online yang sesuai dengan selera konsumen.

Ada beberapa aplikasi yang menyediakan penjualan dan pembelian secara online, seperti Blibli dan Lazada selain itu ada pula aplikasi yang menyediakan jual beli makanan cepat saji seperti Gojek dan Grab. Dengan menggunakan pembelian online tersebut, konsumen dapat menerima kebutuhan yang dibeli dirumah tanpa harus keluar rumah.

Bacaan Lainnya

Perkembangan arus globalisasi yang semakin cepat membuat keberadaan telekomunikasi sebagai media penghubung menjadi sangat penting bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya arus globalisasi maka menuntut semakin cepatnya proses pertukaran informasi yang terjadi antar wilayah dan negara, selain itu telekomunikasi juga berfungsi sebagai penghubung yang dapat membuat jarak yang jauh menjadi dekat, dan dapat membuat orang semakin mudah untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dengan semakin meningkatnya mobilitas dan perubahan gaya hidup masyarakat, kebutuhan akan sarana telekomunikasi bergerak semakin meningkat.

Pemasaran berkembang dengan pesat dan memahami perilaku konsumen menjadi salah satu strategi dalam keberhasilan memasarkan produk. Adanya integrasi konektivitaas antara internet dengan jejaring sosial memudahkan konsumen untuk mengetahui produk atau kebutuhan yang ada pada toko online. Apalagi pada Pandemi Covid-19 yang menyerang berbagai wilayah di Indonesia.

Dengan demikian hal tersebut dapat diambil keuntungan untuk pedagang online. Para pemilik toko online dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih kebutuhan dengan melakukan promosi khusus. Pemanfaatan internet sebagai media pemasaran dapat meningkatkan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, apalagi pada pademi covid-19 ini, dengan kepraktisan penjualan online maka konsumen cenderung memilih membeli kebutuhan pokok dipenjualan online.

Beberapa toko online yang hadir diIndonesia adalah Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan Lazada. Berbagai barang terjual di toko online tersebut, tentunya kebutuhan pokok yang dijual pada masa pademi ini. Seperti, pakaian, sembako, masker dan hand sanitizer. Produk dan harga yang beragam. Toko-toko online tersebut memiliki iklan dengan informasi yang relevan sehingga konsumen lebih mudah mengaksess produk yang diinginkan melalui website yang ada diiklan. Hal tersebut mempengaruhi prilaku konsumen dalam mengambil keputusan di berbagai toko online.

Tjiptono (2010:41) mendefinisikan secara skematis, dimensi perilaku konsumen meliputi tiga aspek utama, di antaranya:

Pertama, Tipe pelanggan meliputi hal-hal;

  1. Konsumen akhir atau konsumen rumah tangga, yaitu konsumen yang melakukan pembelian dilakukan semata-mata untuk keperluan konsumsi sendiri.
  2. Konsumen bisnis (disebut pula konsumen organisasional, konsumen industrial, atau konsumen antara) adalah konsumen yang melakukan pembelian untuk keperluan lebih lanjut, kemudian dijual (produsen).

Kedua, Peranan konsumen terdiri atas hal-hal;

  1. User merupakan orang yang benar-benar (secara aktual) menggunakan produk atau mendapatkan manfaat dari produk/jasa yang dibeli.
  2. Payer merupakan orang yang mendanai atau membiayai pembelian.
  3. Buyer merupakan orang yang berpartisipasi dalam pengadaan produk dari pasar. Masing-masing peranan tersebut bisa dilakukan oleh satu orang, bisa pula oleh individu yang berbeda. Jadi, seseorang bisa menjadi user sekaligus payer dan buyer. Itu semua tergantung kepada konteks atau situasi pembelian.

Ketiga, Perilaku pelanggan terdiri dari;

  1. Aktivitas mental, seperti menilai kesesuaianmerek produk, menilai kualitas produk berdasarkaninformasi yang diperoleh dari iklan, dan mengevaluasi pengalaman aktual dari konsumsi produk/jasa.
  2. Aktivitas fisik, meliputi mengunjungi toko, membaca panduan konsumen (katalog), berinteraksi dengan wiraniaga, dan memesan produk.

Disamping itu banyak hal yang mempengaruhi konsumen memiliki minat dalam membeli produk, yaitu faktor prilaku konsumen.

Kotler dan Armstrong, (2010: 200) mengungkapkan perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ;

Pertama, Faktor Kebudayaan meliputi ;

  1. Budaya merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Pemasar selalu berusaha mengenali pergeseran budaya untuk menemukan produk baru yang diinginkan.
  2. SubBudaya merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Dapat dibedakan adanya empat macam sub-budaya, yaitu: kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan daerah geografis.

Kedua, Faktor Pribadi meliputi;

  1. Usia dan Tahap Daur Hidup, Jenis barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen berubah seiring dengan bertambahnya usia. Pemasar kerap mendefinisikan pasar sasarannya berdasarkan siklus/daur hidup, dan mengembangkan produk serta rencana pemasaran yang cocok.
  2. Pekerjaan, Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli seseorang / konsumen. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa. Bahkan pembuatan spesialisasi pembuatan produk untuk pekerjaan tertentu.

Ketiga, Faktor Psikologis, meliputi ;

  1. Motivasi, merupakan kebutuhan yangmendorong seseorang untuk mencari kepuasan atau kebutuhan.
  2. Persepsi, merupakan setiap tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses menyeleksi, mengorganisasi/mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi.

Pada awal pademi covid dan ketika masa PSBB masyarakat dianjurkan pemerintah untuk social distancing. Hal tersebut membuat masyarakat menjaga jarak dengan cara tetap dirumah. Dengan cara apapun masyarakat harus bertahan hidup dengan kebutuhan pokok. Banyak konsumen yang membeli kebutuhan pokok pada media online.

Ratna Indah Lestari
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Baca juga:
Kebijakan New Normal dan Pengaruhnya terhadap Ekonomi dan Politik

Penerapan Program Afiliasi Berbasis Virtual Grub dalam Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian pada Masa Covid-19

Keterpurukan Ekonomi Rumah Tangga di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI